Rabu, 23 Januari 2013

Teruntuk, hmmm...

entah aku harus berucap apa untuk memulai cerita, tapi tetap memahami dan membimbingku perlahan untuk bicara. Dan tak ku lupa tetap meyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Terimakasih untuk motivasi yang menguatkan, walau semuanya akan berantakkan. entah harus mengucap terimakasih yang seperti apa teruntuk yang selalu ada saat aku benar-benar butuh moodbooster atau apapunlah namanya.

Dear Tears

Dear air mata, apa kabarmu?akhirnya kita berjumpa lagi setelah empat belas hari aku menghindarimu. sepertinya kamu merindukan menari-nari di pelupuk dan meluncur bersamaan di pipi kecilku ya? :')
okey, tak masalah, akupun merindukanmu. Sesak menahan semua rasayang tidak bisa kuungkapkan melalui deraimu. iyaah, empat belas hari memaksa hati untuk tetap kuat dan berada di tempatnya , membagi rasa dan logika agar aku tetap waras melalui alenia yang selipkan disini.

Maafkan aku memanggilmu dengan paksa dan menyuguhkanmu dengan pedih. tak seharusnya aku lakukan ini, tapi apa daya? cuma kamu, tears. yang bisa membuat semua beban yang menghimpitku menghilang secara perlahan bersama deraimu. Sekali lagi maaf , semoga nantinya aku bisa memanggilmu kembali dalam keadaan suka cita bukan duka seperti ini. :')

Sincerely,
Aku, yang masih suka menulis dengan ditemani  deraimu.

Senin, 14 Januari 2013

Saturation Point

Saat kamu  dan dia berada dalam titik kejenuhan apa yang akan kalian lakukan ?
mengabaikan hubungan yang hampir retak itu atau berusaha membuatnya berusaha kembali pada posisi awal? bodohnya kalian seringkali mengabaikan hubungan itu dan membuatnya semakin terasa hambar.

Minggu, 13 Januari 2013

Mama


tidak terlihat guratan penyesalan melahirkan ku walaupun aku sering membuatnya marah..
tidak terlihat di wajahnya rasa lelah membesarkan ku hingga sekarang aku tumbuh dewasa..
tidak ada kesedihan yg ia tunjukkan ketika mengalami hal yang buruk, selalu tenang dan ikhlas menerimannya..